Pertama, gw apresiasi dulu atas keberhasilan timnas U23 finish di 4 besar AFC U23. Meskipun akhirnya kita tetap gagal lolos olimpiade 2024 setelah kalah di kualifikasi antar benua lawan Guinea, gw tetap bangga🫡. Di turnamen tersebut banyak terjadi kontroversi-kontroversi. Mulai dari laga awal lawan tuan rumah Qatar, hingga laga terakhir play off menghadapi Guinea. Kita tergabung dengan di grup A dengan tuan rumah Qatar beserta tim kuat lainnya seperti Australia dan Jordania. Target dari PSSI adalah lolos ke fase knockout, dan target dari Shin Tae Yong adalah lolos ke semifinal. Jujur aja, gw sendiri pesimis dengan kedua target tersebut, apalagi kita tergabung di grup neraka🫣. Ga masuk akal. Tapi alhamdulillah semua target itu tercapai👏.
Tulisan kali ini gw akan me-review masing-masing pertandingan di turnamen tersebut. Disclaimer dulu, gw bukan pundit, pengamat, pelatih, atau apapun itu. Gw hanyalah penonton biasa yang baru ngikutin sepak bola sejak Piala Tiger 2004 seperti yang pernah gw ceritakan sebelumnya di “Antara aku dan sepakbola” dulu. Tulisan ini hanyalah unek-unek dalam pikiran gw aja. Daripada gw pendam sendiri, mending gw curahkan aja lewat blog ini☺️.
Indonesia vs Qatar 0-2
Timnas Indonesia tergabung dengan tuan rumah Qatar. Prediksi gw di awal laga kita bisa imbang dengan Qatar karena secara kualitas gw rasa Qatar ga terlalu spesial. Dan ternyata emang ga terlalu spesial sih😅. Kita berhasil mengimbangi permainan Qatar. Sayangnya, kita kebobolan lewat penalti Qatar. Wasit awalnya meniup peluit tanda pelanggaran Qatar ke Rizky Ridho. Tapi setelah diintervensi VAR, wasit memutuskan penalti. Dari replay emang kelihatan ada kontak dengan sikut Rizky Ridho. Menurut gw Rizky Ridho badannya ditahan oleh pemain Qatar sehingga akan jatuh dan dia bertumpu dengan tangan dan mengenai pemain Qatar. Melakukan kontak dengan sikut di sepak bola memang pelanggaran, tapi dari situasi seperti itu ga layak itu diganjar penalti karena Rizky Ridho bukan dengan sengaja mengayunkan sikutnya. Wasit itu ibarat hakim, di mata hukum membunuh itu ganjarannya penjara, tapi kalau membunuhnya karena bela diri, hakim boleh dengan bijak memvonis tersangka untuk bebas. Begitu juga dengan wasit di sepak bola, harusnya dengan situasi seperti itu wasit bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan🖕.
Kontroversi ga berhenti di situ, selanjutnya ada insiden Ivar Jenner melompat untuk menghindari injakan terhadap pemain Qatar. Tapi yang terjadi malah Qatar pura-pura sakit dan wasit menghadiahkan kartu kuning kedua untuk Ivar Jenner. Harusnya wasit ga bisa memutuskan pelanggaran apabila ia tidak benar-benar yakin melihat ada pelanggaran. Entah karena pemain Qatar yang jago akting, atau emang kualitas wasitnya yang emang buruk. Dalam hal ini ga ada VAR, karena secara aturan VAR ga bisa mengintervensi kartu kuning, termasuk kartu kuning kedua😢. Ini menurut gw suatu saat harus direvisi oleh IFAB agar kartu kuning juga bisa diintervensi oleh VAR karena sangat berdampak pada pertandingan.
Lalu gol kedua terjadi lewat situasi tendangan bebas tanpa bisa dihalau Ernando😓. Di akhir laga, lagi-lagi ada intervensi VAR, Ramadhan Sananta mendapatkan kartu merah. Untuk kejadian ini emang layak dapat kartu merah karena dengan ceroboh menginjak pergelangan kaki lawan.
Indonesia vs Australia 1-0
Laga kedua adalah laga tersulit karena melawan Australia yang dari dulu udah terjamin kualitasnya. Gw sama sekali ga ada ekspektasi apapun, bahkan untuk imbang aja gw ragu. Tapi takdir berkata lain, kita berhasil memenangkan pertandingan ini🥳. Sempat ada intervensi VAR juga saat terjadi handball di kotak penalti Indonesia. Untuk ini menurut gw emang murni penalti karena tangannya aktif. Tapi Ernando menjadi pahlawan dengan menahan penalti Australia🥳. Puncaknya di akhir babak pertama kita berhasil unggul lewat tendangan Nathan yang diubah arahnya oleh sundulan Komang yang mengecoh kiper Australia. Kita unggul 1-0 dan berhasil mempertahankan keunggulan hingga pertandingan berakhir🥳. Dari pertandingan ini gw mulai optimis untuk bisa lolos ke fase knockout.
Indonesia vs Jordania 4-1
Ini laga terakhir sekaligus penentuan lolos ke fase berikutnya. Atas hasil kemenangan lawan Australia sebelumnya gw optimis kita bisa menang lawan Jordania, at least menang tipis lah. Di babak pertama kita membuka keunggulan lewat penalti setelah Struijk dilanggar di kotak penalti. Dari tayangan replay itu emang sah penalti, no debat! Marselino Ferdinan berhasil mengeksekusi penalti dengan baik. Dilanjutkan dengan skema gol cantik dari placing Witan memanfaatkan assist Rizky Ridho yang maju ke depan. Rizky Ridho memainkan perannya sebagai Ball-Playing Defender dengan baik di laga ini👍. Salah satu gol terbaik di turnamen ini.
Babak kedua timnas masih bermain dengan sangat baik, terutama di bagian pertahanan Rizky Ridho dan Hubner yang benar-benar saling melengkapi. Kita hanya lowong di sisi kanan di mana semua serangan Jordania di laga itu dimulai dari sisi kanan timnas. Tapi kita berhasil unggul 3-0 berkat skema gol cantik Maerselino Ferdinan🥳. Gw kayak ga percaya timnas mainnya kayak gini lawan salah satu tim kuat arab di turnamen Asia! Lalu kita kebobolan juga setelah tendangan pemain Jordania membentur Hubner dan mengubah arah sehingga Ernando ga bisa mengamankan gawangnya. Btw, bola deflection itu bukan blunder. Itu hanyalah kesialan yang dapat terjadi kapan saja dan bagi siapa saja. Bagian pertahanan kita masih solid. Di akhir laga Komang melengkapi pesta gol kemenangan memanfaatkan lemparan jauh Arhan😎. Kita resmi lolos ke fase knockout sebagai runner-up🥳.
Indonesia vs Korea Selatan 2-2 (11-10)
Calon lawan di fase knockout adalah antara Jepang dan Korea Selatan. Keduanya sama-sama kuat🫣. Gw ga ada ekspektasi sama sekali. Kita hanyalah tim debutan yang baru pertama kali lolos AFC U23 dan bisa lolos ke fase knockout aja gw udah bahagia banget. Akhirnya Korea Selatan yang jadi lawan selanjutnya. Korea Selatan adalah tim yang ga pernah kebobolan selama fase grup. Korea Selatan sempat membuka keunggulan di awal babak pertama. Untungnya, ada VAR review dan jelas itu offside saat diumpan, no debat! Pasca VAR review permainan kita lebih percaya diri, Struijk berhasil mencetak gol dari tendangan jarak jauh di luar kotak penalti🥳. Salah satu gol cantik di turnamen ini selain gol Witan lawan Jordania sebelumnya. Setelah gol, gw pikir kita akan parkir bus, tapi ternyata tidak, kita masih menyerang dan berusaha menambah gol😲. Sialnya, kita kebobolan setelah tandukan pemain Korea Selatan mengenai Komang dan masuk ke gawang Ernando. Lagi-lagi kita kebobolan secara tak terduga, dan ini juga bukan blunder. Hanya kesialan yang kembali terjadi. Beruntung kita bisa membalas lewat umpan terobosan Ivar Jenner yang berhasil mengecoh dua bek Korea Selatan dan diselesaikan dengan baik oleh Struijk dan membuat timnas kembali unggul 2-1🥳. Korea Selatan yang selama ini belum pernah kebobolan langsung dibobol 2 gol oleh Struijk!
Di babak kedua kita tetap menguasai pertandingan seperti babak pertama meskipun dalam keadaan unggul. Ini di luar dugaan gw, biasanya kita kalau udah unggul akan selalu bermain bertahan dan buang-buang waktu sampai habis. Ini kita malah semakin bersemangat menambah keunggulan😯. Beberapa peluang dari Struijk yang mengincar hattrick di laga ini masih gagal. Korea Selatan pun mendapat kartu merah setelah striker mereka menginjak pergelangan kaki Hubner persis seperti Sananta di laga melawan Qatar. Ini jelas kartu merah, no debat! Gw optimis kita bisa menang mudah dan bahkan menambah gol pasca kartu merah tadi. Hingga akhirnya apa yang ditakutkan itu datang. Korea Selatan berhasil melakukan serangan balik dengan cepat dan menyamakan kedudukan di akhir babak kedua. Padahal kemenangan udah di depan mata😓.
Di babak tambahan waktu 2x15 menit ga ada tambahan gol tercipta. Gw berharap kita berhasil mencetak gol dan kill the game, tapi serangannya selalu mentok. Kedua tim terlihat udah sama-sama lelah. Laga dilanjutkan lewat adu penalti. Gw tegang banget, di satu sisi lolos ke fase knockout aja udah cukup buat gw sebenarnya, tapi kalau berhasil lolos ke semifinal itu artinya ada peluang besar untuk lolos ke olimpiade. Apalagi di pertandingan itu kita bermain dengan sangat baik dan sama sekali ga layak kalah. Justru gw tegang karena kalau kita kalah, itu ga adil banget secara performa pertandingan. Gw sempat speechless saat penalti Hubner ga masuk😧. Gw udah bela-belain ga tidur semalaman demi pertandingan ini dan terhibur dengan permainan timnas. Masa hasilnya harus anti-klimkas gini sih? Secara performa Indonesia ga layak kalah di pertandingan ini! Untung gw belum sempat matiin tv. Ternyata sebelum ditendang kiper Korea Sealatan kakinya meninggalkan garis sehingga penaltinya harus diulang🥳. Di penalti ulangan Hubner berhasil mencetak gol. Lega gw🥲. Skor penalti 5-5 dan lanjut ke babak sudden death. Ernando memblok penendang ketujuh Korea Selatan🥳. Semifinal semakin dekat di depan mata. Tapi Arkhan Fikri tendangannya malah mengenai tiang gawang dan sudden death berlanjut, langsung lemes gw🫣. Adu penalti lanjut memasuki putaran kedua karena masih imbang. Gw makin deg-degan, penaltinya ga kelar-kelar. Lalu penendang ke-dua belas Korea Selatan diblok tendangannya oleh Ernando. Lagi-lagi ada harapan untuk masuk semifinal. Penendang ke-dua belas timnas adalah Arhan yang akan menendang. Gw sampai ga kuat nontonnya, takut gagal lagi. Syukur kali ini Arhan berhasil mengeksekusinya dan memastikan timnas lolos ke semifinal🥳. Lega, lemes, terharu, semuanya bercampur jadi satu. Gw jadi ga bisa tidur sampai shubuh saking senangnya. Timnas emang layak lolos kali ini🫡.
Indonesia vs Uzbekistan (0-2)
Lawan selanjutnya adalah Uzbekistan. Sama seperti Korea Selatan, mereka juga ga terkalahkan dan ga pernah kebobolan. Kali ini gw optimis Indonesia bisa ngalahin Uzbekistan😎. Tapi realitanya kali ini kita emang kalah segalanya. Secara fisik mereka kuat, secara kerjasama tim mereka kompak, secara kedalaman skuad mereka seimbang, pertahanan mereka begitu disiplin. Sananta yang bermain menggantikan Struijk yang akumulasi kartu jarang dapat bola. Dia emang bukan tipe striker yang sering jemput bola ke tengah atau sayap. Kita sempat dapat peluang saat Witan dilanggar dekat kotak penalti. VAR mengintervensi, gw pikir kita akan dapat penalti🤭. Tapi ternyata di replay terlihat bahwa tekelnya mengenai bola dulu, baru ada sentuhan dengan kaki Witan di kotak penalti. Secara aturan, itu emang bukan pelanggaran. Jadi untuk kasus ini keputusan yang diambil wasit sudah benar. Tapi ada juga pasal yang bilang, VAR itu tidak bisa mengintervensi tendangan bebas. Untuk hal ini gw juga bingung. Pelanggarannya emang ga sah, tapi kan wasit ngasih tendangan bebas dulu sebelumnya, sehingga harusnya ga perlu intervensi VAR dong sesuai aturan🤔. Entahlah, kayaknya IFAB juga perlu merevisi detail soal ini.
Gw hanya berharap ada keajaiban yang datang agar Indonesia bisa menang. Harapan sempat datang saat Ferrari mencetak gol. Sayangnya, VAR menganulir gol tersebut. Walau ada yang bilang itu kontroversi, tapi keputusan tersebut tepat karena di tayangan ulang Sananta yang awalnya ingin menyambut bola sudah berada di posisi offside. Meskipun Sananta tidak menyentuh bola, tapi pergerakannya mengganggu lawan sehingga tetap dihukum offside (Interfering with an opponent), dan tangan pemain Uzbekistan tidak dihitung karena lengan dari bawah ketiak tidak dihitung offside. Buat yang masih bingung mengenai aturan offside dan Interfering with an opponent, gw juga pernah bahas tentang ini di tulisan tentang offside, silakan dibaca juga kalau berkenan☺️.
Petaka itu datang kala pemain Uzbekistan mengirimkan umpan crossing ke kotak penalti. Bola disambut dengan baik oleh rekannya dan berhasil jadi gol. Gol tersebut emang menunggu waktu saja, karena mereka benar-benar bermain dengan baik. Umpannya benar-benar jatuh tepat di antara 2 bek timnas dan dieksekusi dengan baik. Gol itu membuat mental pemain timnas down. Keliatan banget. Pertahanan yang dari awal babak pertama disiplin meski digempur mulai goyah. Beberapa kali tendangan Uzbekistan mengenai tiang gawang. Kita masih beruntung diselamatkan tiang gawang😢.
Petaka selanjutnya, saat Rizky Ridho menghalau bola dan ga sengaja menendang pemain Uzbekistan. Itu emang mengenai pemain Uzbekistan, tapi mengenai paha, bukan area kemaluan seperti yang dia pegang😅. Di replay terlihat bolanya fifty-fifty, Rizky Ridho ga sengaja dan udah berusaha menghindarinya dengan menarik kakinya dengan cepat. Tapi emang agak telat. Dalam aturan emang tertulis, pelanggaran berbahaya akibat kecerobohan emang bisa diganjar kartu merah meski ga sengaja. Menurut gw ini semua kembali ke kebijaksanaan wasit untuk memutuskan. Apesnya, wasit memutuskan kartu merah untuk Rizky Ridho😓. Dia emang terlihat ceroboh menggunakan telapak kaki dan telat menarik kaki sehingga dinilai pelanggaran oleh wasit. Kita tertinggal dan harus bermain 10 orang. Ga lama setelah kartu merah, kita kembali kebobolan lewat gol bunuh diri Arhan akibat miskomunikasi dengan Ernando. Untuk gol ini emang blunder fatal dari kedua pemain. Mungkin efek kartu merah sebelumnya, konsentrasi jadi buyar dan harus dibayar mahal dengan ketinggalan 2-0. Hingga pertandingan usai, ga ada lagi gol tercipta. Harus diakui mereka emang lebih layak untuk lolos ke final secara performa🫡.
Indonesia vs Iraq (1-2)
Secara performa, timnas Iraq U23 ga sebaik timnas senior mereka. Peluang untuk lolos ke Olimpiade masih terbuka lebar. Kita hanya perlu mengalahkan Iraq di perebutan tempat ketiga untuk memastikan lolos. Benar saja, mereka bermain biasa aja. Kita bahkan unggul cepat lewat tendangan jarak jauh terukur Ivar Jenner dari luar kotak penalti🥳. Gw semakin yakin kita akan lolos ke olimpiade dengan mudah. Tapi ketidakhadiran Rizky Ridho akibat kartu merah sebelumnya emang berpengaruh. Lini belakang timnas sangat timpang, walaupun masih bisa di-cover oleh Hubner yang bermain dengan baik. Iraq berhasil mencuri gol lewat situasi tendangan sudut. Bola gagal dihalau Ernando, dan Arhan tidak melompat mengganggu pergerakan lawan sehingga lawan dengan leluasa mengirimkan umpan yang berakibat gol balasan dari Iraq😠. Sempat ada cek VAR, tapi di replay emang posisi bolanya lebih dekat ke garis gawang dibanding posisi penerima bola. Ini juga ada gw bahas di tulisan tentang offside. Jadi itu gol murni yang sah!
Laga dilanjut ke perpanjangan waktu karena masih imbang. Ini gw kesel karena harusnya kita bisa menang di waktu normal. Beberapa kali pemain timnas salah mengambil keputusan. Bola yang harusnya dioper malah di-shoot dari posisi yang sangat tidak ideal. Tindakannya cukup egois. Gw yang tadinya optimis, malah jadi pesimis ngeliatnya. Petaka pun datang, Iraq melakukan serangan balik, lepas dari jebakan offside, Hubner melakukan blunder, dan pemain Iraq dengan bebas 1-on-1 dengan Ernando. Bola lalu dijebloskan ke kolong Ernando dan Iraq berhasil comeback 2-1🤬. Hubner yang bermain baik sepanjang laga melakukan blunder fatal🫣. Gw langsung lemes. Hingga pertandingan selesai, Iraq hanya bermain parkir bus dan mengulur waktu. Peluang kita lolos olimpiade udah tipis karena harus berhadapan dengan Guinea yang secara fisik lebih baik dari tim Asia. Gw kesel karena kita udah unggul tapi menyia-nyiakan peluang. Kita bermain lebih baik dari Iraq, bisa dibilang levelnya Iraq di laga itu di bawah kita. Kita yang lebih layak untuk menang berdasarkan performa😭.
Indonesia vs Guinea (0-1)
Gw udah ga ada harapan apa-apa lawan Guinea. Apalagi Hubner udah kembali ke klubnya dan Rizky Ridho ga main karena masih kena hukuman kartu. Ditambah secara fisik kita terkuras karena beberapa kali main hingga 120 menit dan minim melakukan rotasi. Gap antara pemain inti dan cadangan cukup jauh. Belum lagi ngeliat fisik Guinea yang begitu berisi. Witan yang ikut duel udara aja kepalanya sampai dijahit karena luka🫣. Beberapa pemain Guinea bermain di liga top eropa. Mereka memiliki persiapan yang lumayan lama untuk pertandingan ini, sedangkan jadwal kita di AFC U23 kemarin mepet dan minim rotasi. Lalu di pertandingan ga ada VAR dan dimainkan di tempat latihan, bukan di stadion. Ini kayak mission impossible menurut gw😔.
Tapi ternyata Guinea ga semenakutkan itu. Secara permainan mereka jelek. Ga lebih baik dari Indonesia. Bahkan kalau kita full skuad dan fisik kita ga terkuras di AFC U23 mungkin kita bisa memberikan perlawanan. Secara mental kita keliatan down banget. Banyak melakukan kesalahan-kesalahan ga penting. Serangan terasa buntu mendekati pertahanan lawan. Mau ngandelin lemparan jauh Arhan juga ga ngaruh karena ga ada pemain kita yang tinggi dan postur lawan lebih bagus, sehingga duel udara dimenangkan terus oleh lawan.
Indonesia kembali keteteran saat serangan balik. Hingga Witan terpaksa melakukan gangguan kepada pemain Guinea di dekat kotak penalti. Sekilas itu emang sah penalti. Tapi setelah melihat replay, pelanggaran dilakukan di luar kotak penalti. Sayangnya ga ada VAR, jadi ga ada intervensi😡. Penalti itu pun sukses dieksekusi pemain Guinea. Pasca gol penalti itu Guinea bermain angin-anginan dan gw berharap kita bisa membalas gol. Tapi lagi-lagi serangan kita buntu di pertahanan lawan akibat sering salah ambil keputusan. Guinea padahal biasa aja mainnya. Mereka juga sering ulur waktu, guling-guling, membuang bola dan men-delay permainan.
Petaka selanjutnya terjadi di babak kedua, pemain Guinea yang lepas 1-on-1 dengan Ernando ditekel oleh Dewangga sehingga penalti lagi😭. Sekilas terlihat itu mengenai bola seperti pelanggaran Uzbekstan ke Witan di pertandingan selanjutnya. Tapi kualitas kameranya jelek banget. Di tayangan replay ga begitu jelas apakah itu mengenai bola atau tidak. Gw sendiri ga bisa menilainya setelah melihat replay berulang kali. Shin Tae Yong sampai marah-marah protes hingga dapat kartu merah. Ini udah ga ada harapan lagi pikir gw. Untungnya penaltinya gagal. Ini juga gw ga tahu, gagalnya ditepis Ernando atau kena tiang, karena replay-nya jelek banget. Banyak kejadian yang ga begitu jelas dan ga bisa dinilai dari replay. Hingga pertandingan berakhir, skor tetap 1-0 untuk kemenangan Guinea. Indonesia resmi gagal ke olimpiade 2024😭.
Verdict
Perjalanan ini anti-klimaks untuk timnas Indonesia. Walau di awal gw pesimis, tapi setelah melihat semua pertandingan, gw pikir kita lebih layak lolos olimpiade dibanding Iraq maupun Guinea. Harusnya kita yang di sana😭. Tapi takdir berkata lain. Masih banyak agenda timnas selanjutnya. Ini tidak mengurangi fakta bahwa ini adalah pencapaian terbaik timnas Indonesia di era modern. Ga ada yang nyangka timnas bisa menembus 4 besar Asia dan nyaris lolos olimpiade setelah puluhan tahun yang lalu. Kita terakhir lolos olimpiade juga menang WO karena lawannya mengundurkan diri🤭. Kecewa itu wajar. Gw tetap bangga dengan pencapaian ini. Biasanya kita kecewa ngeliat timnas kalah lawan Thailand, Vietnam, Singapura, atau Malaysia. Sekarang kita kecewa ngeliat timnas kalah Iraq, Uzbekistan, dan Guinea. Secara level kita udah setara dengan mereka😎.