Offside adalah peraturan olahraga yang paling rumit. Banyak yang salah kaprah tentang offside dalam sepakbola. Sebagian orang hanya tau offside itu saat menerima bola di belakang posisi bek, padahal ga sesederhana itu. Bahkan ada akun sosmed bikin video Reels yang memutar-balikkan definisi offside hanya karena tim kesayangannya diuntungkan atau dirugikan. Dia bilang bahwa offside tidak berlaku jika kiper maju melewati kotak kecil di area penalti. Padahal itu pendapat sesat! Itu akun punya followers ribuan orang. Ga sedikit orang yang tersesat akibat Reels tersebut🤬. Ada juga yang bilang, offside itu dilihat dari pemainnya aktif ngejar bola atau tidak, ini juga ga sepenuhnya benar. Padahal peraturannya tersedia gratis di situs resmi badan peraturan pertandingan FIFA, yaitu IFAB. Bisa dicari tahu kebenarannya di situ. Mungkin emang karakter penonton bola kita yang males nyari tahu. Tahunya ribut mulu. Ga di sosmed, di stadion, setiap kalah seringkali ribut mengambing-hitamkan wasit, padahal ga selalu wasitnya yang salah. Kadang wasitnya udah benar masih aja disalahin, padahal mereka sendiri yang ga tau aturan🤦. Bahkan pertandingan yang udah dicek VAR dengan benar pun masih disalahkan. Mereka dibutakan oleh perasaan, jadinya marah-marah aja. Kadang pemain & offisial tim juga sama, udah jelas salah masih aja protes, jadi nular ke pendukungnya🤦♂️. Memang sih, kadang kualitas wasit itu jelek, tapi setidaknya sebelum marah-marah ga jelas minimal cari tahu dulu dong. Bisa jadi itu bukan salah wasitnya, tapi karena ketidak-tahuan aja🤦♀️. Karena fenomena ini sering banget terjadi, kali ini gw akan menerjemahkan Hukum Offside sesuai LAW 11 aturan FIFA ke dalam bahasa Indonesia beserta contoh video kejadiannya😎. Semua referensinya berasal dari situs resminya. Kalau ada yang ragu bisa cek sendiri di websitenya.
Posisi Offside
A player is in an offside position if any part of the head, body or feet is in the opponents’ half (excluding the halfway line) and any part of the head, body or feet is nearer to the opponents’ goal line than both the ball and the second-last opponent.
IFAB
Pemain dikatakan Offside jika salah satu bagian dari kepala, badan, atau kaki berada di daerah lawan (garis tengah ga dihitung) dan posisi salah satu bagian dari kepala, badan, atau kaki lebih dekat ke garis gawang dibanding posisi bola DAN posisi lawan kedua terakhir.
Contoh sederhananya seperti ini:
Pada video di atas, saat bola ditendang posisi si penerima bola berada lebih dekat ke garis gawang dibanding posisi bola saat ditendang dan posisi lawan kedua terakhir. Jadi, patokan posisi offside itu adalah garis gawang, posisi penerima bola, posisi bola saat ditendang, dan posisi lawan kedua terakhir.
Offside: Interfering with the ball
A player in an offside position at the moment the ball is played or touched by a team-mate is only penalised on becoming involved in active play by interfering with play by playing or touching a ball passed or touched by a team-mate.
IFAB
Pemain yang berada pada posisi offside akan dihukumi offside jika dia terlibat dalam permainan aktif menguasai atau menyentuh bola yang dioper ATAU disentuh temannya.
Jadi, bola pantulan yang terakhir disentuh oleh rekan setim dan diterima oleh pemain yang offside juga dihukumi offside. Contohnya pada video berikut di mana bola dipantulkan lawan ke temannya dan diterima oleh pemain yang berada di posisi offside:
Offside: GK sebagai pemain kedua terakhir
Sesuai definisi, selain bola, patokannya adalah posisi lawan kedua terakhir. Misalkan kipernya maju, meski ada 1 pemain lawan yang bukan kiper berdiri paling belakang, maka itu juga offside jika si penerima bola berada lebih dekat ke gawang dibanding posisi lawan kedua terakhir. Ga peduli lawan kedua terakhir itu kiper atau bukan. Jadi, ga ngaruh sama kotak kecil ya😂. Contohnya saat Chelsea vs Tottenham di video berikut:
Onside: Di dalam area sendiri
Berdasarkan definisi, offside hanya dihitung kalau posisi penerima bola di daerah lawan. Kalau posisi penerima bola berada di daerah sendiri saat bola ditendang, maka onside. Contohnya gol Torres di video laga Chelsea vs Barcelona berikut:
Onside: Tidak memenuhi kedua syarat
Kalau posisinya lebih dekat bola ke garis gawang dibanding penerima bola ke garis gawang, walau posisi lawan kedua terakhir lebih jauh dari garis gawang, maka hukumnya onside. Karena sesuai definisi, situasinya akan offside hanya jika memenuhi kedua syarat posisi offside di atas: posisi penerima bola lebih dekat ke gawang dibanding “bola DAN lawan kedua terakhir”. Jika hanya salah satu syarat saja terpenuhi, maka onside. Jadi, ini ga offside bukan karena kipernya keluar dari kotak kecil ya🤭. Contohnya pada video laga Persija vs Arema di mana posisi bola yang dioper Riko lebih dekat dengan gawang dibanding posis Simic saat bola dioper meski posisi lawan kedua terakhir lebih jauh:
Offside: Interfering with an opponent
A player in an offside position at the moment the ball is played or touched by a team-mate is only penalised on becoming involved in active play by interfering with an opponent by preventing an opponent from playing or being able to play the ball by clearly obstructing the opponent’s line of vision or challenging an opponent for the ball or clearly attempting to play a ball which is close when this action impacts on an opponent or making an obvious action which clearly impacts on the ability of an opponent to play the ball.
IFAB
Jadi, offside juga berlaku ketika pemain berada dalam posisi offside dan terlibat pada salah satu tindakan mengganggu lawan seperti:
- menghalangi lawan menguasai bola atau menghalangi pandangan lawan;
- melakukan challenge terhadap lawan (challenge itu termasuk tekel, body charge, menghadang lawan, dan sejenisnya);
- dengan jelas mencoba menguasai bola di dekat lawan yang memengaruhi lawan;
- melakukan pergerakan dengan jelas yang berdampak pada tindakan lawan dalam menguasai bola;
Contohnya pada laga Piala Dunia 2022 Belanda vs Ekuador, ada pemain yang berada dalam posisi offside menghalangi kiper meski ia tidak menyentuh bola. Seperti di video berikut:
Lalu pada video liga Ceko berikut, ada pemain dalam posisi offside melakukan challenge berupa body charge kepada lawan yang mau mengambil bola, meski ia tidak menyentuh bola dan temannya yang onside yang mendapat bola, tetap dihukumi offside.
Ini juga terjadi pada video pertandingan Semen Padang vs PSPS, dalam replay terlihat pemain yang dalam posisi offside saat bola ditendang mencoba mendapatkan bola di dekat lawan, walau duel udara dimenangkan lawan, tapi itu tetap dihukumi offside:
Sama halnya ketika si penerima yang dalam posisi offside melakukan pergerakan di dekat lawan yang berdampak pada tindakan lawan untuk membuang bola walau tidak menyentuh bola. Contohnya pada kualifikasi Euro laga Yunani vs Bosnia & Herzegovina berikut:
Onside: Bukan interfering with opponent
Sebaliknya, jika itu tidak memenuhi salah satu poin pada “interfering with opponent” di atas, maka dianggap onside. Contohnya di video derby Manchester berikut:
Meski berada dalam posisi offside, pada video di atas:
- Rashford tidak menyentuh bola❌,
- tidak menghalangi pandangan lawan❌,
- tidak melakukan challenge❌,
- tidak mencoba menguasai bola yang lebih dekat dengan lawan karena dia tidak mendekati lawan❌,
- tidak melakukan pergerakan yang berdampak pada tindakan lawan dalam menguasai bola karena lawannya aja jauh dari bola❌.
Jadi kalau tidak menyentuh bola, offside itu yang dinilai dari apakah dia mengganggu pergerakan lawan atau tidak, bukan hanya tentang dia aktif ngejar bola atau tidak.
Offside: Deliberate Save
A player in an offside position at the moment the ball is played or touched by a team-mate is only penalised on becoming involved in active play by gaining an advantage by playing the ball or interfering with an opponent when it has rebounded or been deflected off the goalpost, crossbar, match official or an opponent been deliberately saved by any opponent.
IFAB
Offside juga tetap berlaku jika pemain dalam posisi offside mendapatkan keuntungan hasil dari salah satu kondisi berikut:
- bola rebound atau pantulan dari tiang gawang, mistar gawang, atau wasit;
- saved dari lawan;
Contohnya ketika bola shot on goal yang diblok oleh lawan, lalu diambil oleh temannya yang berada di posisi offside seperti video berikut:
Hal serupa juga terjadi pada laga Persiraja vs PSMS, gol PSMS juga dihukumi offside setelah bola hasil shot on goal di-saved kiper, lalu diambil oleh temannya yang berada pada posisi offside, dan gol pun dianulir:
Juga ketika bola hasil tendangan yang kena tiang yang diambil pemain dalam posisi offside, maka hukumnya juga offside seperti video berikut:
Onside: Deliberate Play
A player in an offside position receiving the ball from an opponent who deliberately played the ball, including by deliberate handball, is not considered to have gained an advantage, unless it was a deliberate save by any opponent. Deliberate play is when a player has control of the ball with the possibility of passing the ball to a team-mate or gaining possession of the ball or clearing the ball (e.g. by kicking or heading it). If the pass, attempt to gain possession or clearance by the player in control of the ball is inaccurate or unsuccessful, this does not negate the fact that the player ‘deliberately played’ the ball.
IFAB
Pemain yang menerima bola pada posisi offside dari lawan yang menguasai bola, termasuk handball, maka tidak dihitung sebagai offside, kecuali bola hasil save lawan. Deliberate Play ini meliputi bola operan lawan, dikontrol oleh lawan, atau clearance dari lawan, maka tidak dihukumi offside meskipun tindakan lawan tersebut tidak akurat atau gagal. Contohnya goal Mbappe saat melawan Spanyol di video berikut:
Setelah melihat replay, Mbappe memang berada dalam posisi offside, tapi itu tidak termasuk salah satu dari 4 kondisi “interfering with an opponent” karena posisi Mbappe tidak mendekati lawan sehingga ga ada indikasi mengganggu dan juga bukan bola hasil save. Melainkan bolanya dipotong oleh lawan tanpa diganggu untuk melakukan clearance namun gagal.
Kriteria Deliberate Play
The following criteria should be used, as appropriate, as indicators that a player was in control of the ball and, as a result, ‘deliberately played’ the ball: The ball travelled from distance and the player had a clear view of it, The ball was not moving quickly, The direction of the ball was not unexpected, The player had time to coordinate their body movement, i.e. it was not a case of instinctive stretching or jumping, or a movement that achieved limited contact/control, A ball moving on the ground is easier to play than a ball in the air
IFAB
Kriteria Deliberate Play adalah:
- Bola mengalir dari jauh dan lawan dapat melihat bola dengan jelas;
- Bola tidak mengalir secara mendadak;
- Arah bola bisa ditebak;
- Lawan punya waktu untuk mengatur pergerakan badan;
- Bola yang mengalir secara mendatar lebih mudah dikontrol dibanding di udara;
Sebaliknya, Deliberate Play tidak berlaku jika bolanya sangat cepat secara mendadak dan arahnya tidak bisa ditebak sehingga lawan tidak sempat mengatur pergerakannya saat bola mengenai tubuhnya. Contohnya di video berikut:
Harry Kane berada di posisi offside saat dioper temannya. Sebelum diterima, bola sempat menyentuh pemain lawan secara mendadak dan lawan ga sempat bereaksi mengatur pergerakannya, sehingga gol itu dianulir karena sentuhan pemain lawan itu ga termasuk kriteria Deliberate Play.
Deliberate Play vs Deliberate Save
Mungkin masih ada yang bingung perbedaan deliberate play vs deliberate save. Perbedaannya, deliberate save adalah ketika lawan memblok bola yang mengarah ke gawang, dan disambar oleh pemain yang sebelumnya berada dalam posisi offside saat bola ditendang sehingga dihukumi offside. Sedangkan deliberate play adalah ketika lawan mencoba menguasai bola dan menyentuhnya tanpa gangguan seperti 4 poin pada “interfering with an opponent” di atas sehingga ga dihukumi offside. Semoga dengan penjelasan ini udah ga bingung lagi antara deliberate save vs deliberate play😎.
Onside: Tangan di bawah ketiak tidak dihitung Offside
The hands and arms of all players, including the goalkeepers, are not considered. For the purposes of determining offside, the upper boundary of the arm is in line with the bottom of the armpit.
IFAB
Tangan pemain, termasuk kiper, dari bawah ketiak tidak dihitung Offside. Yang dihitung hanyalah bagian tangan dari ketiak ke atas. Poin ini menurut gw adalah yang paling sulit diputuskan tanpa VAR atau Semi-Automated Offside karena butuh ketelitian yang luar biasa🤓. Ini pernah terjadi di laga Leicester vs Liverpool di video berikut:
Pemain Leicester tidak menyentuh bola, tapi dia melakukan gerakan yang berdampak pada kiper lawan sehingga gagal mengantisipasi bola. Itu memenuhi salah satu poin “interfering with an opponent” di atas. Tapi setelah dicek VAR, yang offside hanyalah bagian tangan di bawah ketiak. Sehingga golnya pun disahkan oleh wasit.
Offside: Tangan dari ketiak ke atas dihitung Offside
Sebaliknya, jika yang offside adalah bagian tangan dari ketiak ke atas, maka hukumnya offside. Contohnya gol Martinez di video berikut saat Argentina vs Saudi Arabia di mana lengan bagian atas ketiaknya berada di posisi offside sehingga gol dianulir.
Onside: Pengecualian posisi Offside
There is no offside offence if a player receives the ball directly from a goal kick, a throw-in, or a corner kick.
IFAB
Tidak ada hukuman offside jika pemain menerima bola dari hasil tendangan gawang, lemparan ke dalam, atau tendangan sudut.
Contoh video yang paling terkenal adalah aksi kocak Ronaldinho yang berada di posisi offside menerima bola hasil lemparan ke dalam di Copa Libertadores pada video berikut🤣:
Advantage, Wait & See
Advantage is when an offence (foul, handball, offside, technical, etc.) occurs and, because the non-offending team has useful possession of the ball, the referee allows play to continue, as it is to their benefit.
IFAB
Di dalam sepak bola ada namanya “advantage”, yaitu hak prerogatif wasit untuk membiarkan pelanggaran, handball, offside, atau hal teknis terjadi jika itu menguntungkan lawan yang dilanggar. Oh ya, advantage itu bukan kewajiban, melainkan hak wasit untuk memberikan advantage atau tidak. Jadi, jika wasit ga mau ngasih advantage pun ga salah juga.
Wasit boleh meniup peluitnya jika itu merugikan lawan yang dilanggar. Sebelum memberikan advantage, wasit akan menunggu sebelum memutuskan meniup peluit atau tidak. Istilahnya “wait & see”. Contohnya di video berikut:
Pada video di atas, pemain yang menerima bola lepas kontrol dan terlihat ada temannya yang berada dalam posisi offside saat bola terakhir disentuh mendekati bola dan menghalangi lawan yang ingin merebut bola. Meskipun temannya tidak menyentuh bola, tapi pergerakannya menghambat pergerakan lawan yang ingin merebut bola, sehingga memenuhi poin “interfering with an opponent”. Asisten wasit ga langsung mengangkat bendera karena bolanya ditendang jauh sama yang ngontrol tadi sehingga ada kemungkinan advantage jika bola itu dikuasai lawan. Saat bola hasil tendangan itu dikuasai oleh temannya yang lain, barulah asisten wasit mengangkat bendera tanda offside karena itu bukan advantage bagi lawan yang dilanggar. Hal serupa juga terjadi pada video laga Semen Padang vs PSPS di atas, di mana wasit menunggu pemain yang mengganggu pergerakan lawan menguasai bola sehingga merugikan lawan sebelum mengangkat bendera. Inilah yang disebut “wait & see”.
Akan beda halnya andai lawan berhasil menguasai bola sehingga ada advantage. Contohnya di video berikut:
Pada video di atas, meski asisten wasit mengangkat bendera tanda offside, tapi wasit tidak meniup peluit karena lawan berhasil menguasai bola dan melakukan serangan balik. Sehingga wasit boleh memberikan advantage untuk lawan dan permainan tetap dilanjutkan.
Selain itu, wasit juga akan wait & see ketika si penerima bola yang berada dalam posisi offside tidak menyentuh bola dan tidak mengganggu pergerakan lawan, sehingga rekan timnya yang tidak berada dalam posisi offside bisa mengambil bola. Contohnya pada video berikut:
Pada video di atas, wasit wait & see karena pemain yang berada dalam posisi offside tidak mengganggu lawan seperti 4 poin pada “interfering with an opponent” dan tidak menyentuh bola. Pada akhirnya bola itu disambar oleh rekan timnya yang tidak berada pada posisi offside, sehingga ini bukan offside. Hal serupa juga terjadi pada gol Bruno seperti pada poin “not interfering with an opponent” di atas. Wasit juga ga dianjurkan meniup peluit terlalu cepat, tapi wait & see dulu untuk memastikannya. Jadi pelajaran juga buat pemain bola, walau sudah sangat yakin bahwa itu offside, jangan berhenti kejar bola hingga wasit meniup peluit!
Verdict
Offside itu memang sangat kompleks🤯, sangat layak jika teknologi Semi-Automated Offside digunakan. Terutama untuk liga Indonesia menurut gw ini wajib sih🥴. Itulah rincian-rincian offside yang gw translate ke bahasa Indonesia beserta contoh-contoh videonya yang gw kutip pada tanggal 24 November 2023. Kalau ada perbedaan definisi, kemungkinan FIFA sudah memperbarui peraturannya setelah tanggal tersebut. Nanti sebisa mungkin akan gw update juga di sini kalau ada. Semoga bisa menambah pengetahuan penonton Indonesia agar bisa membedakan mana saja kondisi yang dihukumi offside, dan mana yang onside. Jadi kalau ada kecurangan dari wasit bisa kita pantau bersama. Jika keputusan wasit sudah tepat kita bisa validasi tanpa asal menyalahkan wasit hanya karena tim kesayangannya kalah dan mengambing-hitamkan wasit yang sudah benar.