Aturan Sepak Bola yang Sering Disalahpahami di Sosial Media
Wed. May 14th, 2025 12:00 PM12 mins read
Aturan Sepak Bola yang Sering Disalahpahami di Sosial Media
Source: Ideogram - football rules misinformation

Selain Offside, terdapat beberapa hoax, misinformasi, dan disinformasi yang beredar di sosial media terkait sepak bola. Hal ini menyebabkan beberapa orang salah paham karena info dari sumber yang ga jelas itu. Di sini gw akan mencoba meluruskan kesalahpahaman yang sering terjadi. Sama seperti tulisan tentang Offside dulu, gw akan memberikan referensi di tiap poin dari sumber yang mengatur aturan tersebut seperti IFAB, FIFA, FIFPRO, ICSSPE, hingga Undang-Undang Uni Eropa per tanggal tulisan ini di-publish.

Bosman Rules: Free Transfer Sebelum Kontrak Habis

A player may enter into a contract with a new club where the contract between him and his club has expired, has been rescinded or is to expire within six months.

European Union law: 61993CJ0415

Misinformasi pertama adalah tentang pemain yang sisa kontraknya 6 bulan boleh langsung pindah ke klub lain secara gratis. Pernyataan ini ga salah tapi ga sepenuhnya benar dan sering disalah-artikan di sosial media. Ini dikenal dengan Bosman Rules, yaitu aturan yang diterapkan di Eropa setelah pemain asal Belgia bernama Bosman berhasil memenangkan perkara di pengadilan atas gugatannya. By default, seorang pemain dilarang untuk tanda tangan kontrak dengan klub lain selama masih ada kontrak dengan sebuah klub. Jika ada tawaran, maka pihak klub yang berminat wajib berkomunikasi dengan klub pemain tersebut terlebih dahulu, jika deal baru lah klub yang berminat bernegosiasi dengan pemain bersangkutan. Jika sepakat untuk pindah, biasanya ada uang transfer antar klub. Jika ada pemain yang bernegosiasi dengan klub lain saat kontraknya masih jalan, maka klub bisa menuntut pemain tersebut ke pengadilan. Namun, aturan tersebut tidak berlaku jika Bosman Rules diterapkan.

Bosman Rules adalah aturan di mana seorang pemain boleh mendapatkan kontrak baru dengan klub lain saat kontraknya berakhir, diputus, atau sisa 6 bulan ke bawah tanpa intervensi dari klub saat ini. Di sosial media masih banyak yang salah mengartikan aturan ini. Bosman Rules membebaskan pemain memilih klub 6 bulan sebelum kontrak berakhir untuk pindah setelah kontrak lamanya berakhir. Misalkan kontrak seorang pemain berakhir di bulan Juni, maka mulai bulan Januari pemain tersebut boleh mencari klub baru untuk pindah di akhir Juni nanti. Ini seperti yang terjadi pada Trent Alexander Arnold yang kontraknya habis Juni 2025 di Liverpool. Beberapa bulan sebelum kontraknya di Liverpool berakhir dia sudah setuju gabung ke Real Madrid pada akhir Juni nanti. Jadi, bukan berarti sisa kontrak 6 bulan trus bisa langsung pindah di Januari, pindahnya tetap saat kontrak di klub lama berakhir. Yang diatur di sini hanyalah kebebasan tanpa intervensi untuk memilih klub baru di akhir kontrak sebelum kontrak di klub lama berakhir. Kalau pindahnya sebelum bulan Juni maka tetap ada uang transfer, kecuali klubnya emang setuju untuk melepas pemain tersebut saat itu juga secara gratis sebelum Juni.

Oh ya, bukan berarti Bosman Rules ini berlaku di semua liga, karena ini ga diatur oleh FIFA, melainkan diatur oleh undang-undang di masing-masing negara. Ini balik lagi tergantung regulasi dari masing-masing negara. Kalau di negara-negara Eropa, terutama yang tergabung dalam Uni Eropa, memang ada undang-undangnya. Kalau di Indonesia setahu gw belum ada undang-undang ini, jadi kalau di Indonesia misalkan ada pemain profesional yang mau tanda tangan kontrak dengan klub lain, maka harus nunggu sisa kontraknya saat ini berakhir, kecuali emang diijinkan oleh pihak klubnya saat ini.

Verbal Offence: Ucapan Menipu Lawan

A player must be cautioned for unsporting behaviour including if a player verbally distracts an opponent during play or at a restart.

IFAB

Misinformasi kedua adalah tentang pelanggaran verbal. Yang sering muncul di sosial media adalah narasi yang bilang aturan FIFA tentang mengucapkan ā€œleave itā€ atau ā€œlosā€ yang dianggap kata terlarang selama pertandingan dan akan mendapatkan kartu kuning. Ini ada benarnya, tapi ga sepenuhnya benar. Bahkan ada yang bikin konten klikbait seolah-olah aturan ini emang spesifik untuk kata-kata tertentu dan berlaku bagi semua pemain termasuk rekan tim sendiri. Faktanya, di aturan FIFA emang ada Verbal Offence, yaitu pelanggaran menggunakan ucapan. Seorang pemain harus diberi kartu kuning untuk perilaku tidak sportif jika secara verbal melakukan tipuan terhadap lawan saat permainan berlangsung atau saat memulai ulang permainan.

Namun, aturan tersebut ga secara eksplisit berlaku untuk kata-kata tertentu sebagai kata terlarang. Ini berlaku untuk setiap ucapan apa pun yang dimaksudkan untuk menipu lawan, termasuk di antaranya ā€œleave itā€, ā€œlosā€, ā€œgive it to meā€, ā€œlepasā€, ā€œawasā€, dan sejenisnya. Ini juga tergantung bahasa dan budaya tempat pertandingan berlangsung. Jika itu ditujukan pada teman sendiri, tentu saja itu bukan pelanggaran dan ga ada aturan yang bilang kata-kata itu ga boleh diucapkan ke rekan tim sendiri. Sudah jelas di aturan tersebut bahwa pelanggaran hanya berlaku jika diucapkan untuk menipu lawan. Oh ya, seperti pada pelanggaran lainnya, ini hanya berlaku jika dipergoki oleh wasit. Jika wasit ga mendengarnya, bisa saja wasit bakal mengabaikan hal itu.

Mencuri Bola dari Penguasaan Kiper

A goalkeeper cannot be challenged by an opponent when in control of the ball with their hand(s)/arm(s); A goalkeeper is considered to be in control of the ball with their hand(s)/arm(s) when: the ball is between their hands/arms or between their hand(s)/arm(s) and any surface (e.g. ground, own body); holding the ball in their outstretched open hand(s); bouncing it on the ground or throwing it in the air.

IFAB

Hoax ini sering lewat di reels gw dan banyak juga yang percaya. Ada konten kreator yang bilang bahwa kalau kiper memegang bola dengan satu tangan maka boleh direbut lawan. Isi aturan sebenarnya adalah kiper ga bisa diganggu oleh lawan saat ia menguasai bola dengan tangan atau lengan. Seorang kiper juga dianggap ā€œmenguasai bolaā€ dengan tangan atau lengan ketika:

  • bola berada di antara tangan atau lengan dengan permukaan apapun (seperti tanah, badan, dll);
  • memegang bola dengan tangan terbuka;
  • memantulkan bola ke tanah atau melempar ke udara;

Sudah jelas, ga ada aturan yang bilang kalau bola dipegang satu tangan boleh direbut. Contohnya di laga MU vs Arsenal 2018 lalu saat De Gea memegang bola dengan satu tangan secara terbuka (sesuai di poin 2), lalu Lacazette menyundul bola tersebut. Wasit pun meniup peluit tanda pelanggaran.

Sekelas Ronaldinho pun pernah kena kartu kuning saat mencuri bola ketika bola dilempar ke udara oleh kiper untuk melakukan tendangan jauh (sesuai pada poin 3) dan gol Ronaldinho pun dianulir.
Kecuali kalau bola itu dilepaskan untuk dioper ke temannya, maka boleh dicuri oleh lawan. Ini yang terjadi pada gol Benzema di final Liga Champions 2018 melawan Liverpool. Gol itu sah karena Benzema tidak merebut bola dari penguasaan kiper. Bola sudah dilepaskan Karius dan dia tidak sedang memantulkan bola ke tanah atau melempar ke udara, melainkan sedang mengoper ke temannya.

Feinting Penalty Kick: Berhenti Saat Berlari

The player taking the penalty kick offends if they feint to kick the ball once the kicker has completed the run-up (feinting in the run-up is permitted); the referee cautions the kicker.

IFAB

Salah satu misinformasi yang paling sering diperdebatkan adalah tentang ga boleh berhenti saat berlari di ancang-ancang penalti. Dalam regulasi, ini disebut ā€œfeintingā€ atau gerakan tipuan. Menurut aturan, penendang penalti dianggap melanggar jika melakukan gerakan tipuan saat akan menendang bola di akhir lari (gerakan tipuan di tengah lari diperbolehkan) dan wasit boleh memberikan kartu kuning pada penendang. Jadi sesuai aturan, yang dilarang itu adalah gerakan tipuan di akhir lari seperti yang dilakukan Messi di video berikut:

Sedangkan pada penalti Marcus Rashford, dia berhenti di tengah lari, bukan di akhir sehingga diperbolehkan seperti video berikut:

Untuk penalti Bruno Fernandes, dia tidak berhenti, melainkan melambat dan melompat di akhir lari. Ini juga diperbolehkan.

Dangerous Manner: Angkat Kaki Terlalu Tinggi

An indirect free kick is awarded if a player playing in a dangerous manner. Playing in a dangerous manner is any action that, while trying to play the ball, threatens injury to someone (including the player themself) and includes preventing a nearby opponent from playing the ball for fear of injury. A scissors or bicycle kick is permissible provided that it is not dangerous to an opponent.

IFAB

Ada beberapa konten di sosial media yang bilang bahwa setiap pemain mengangkat kaki terlalu tinggi pasti pelanggaran, ada juga yang bilang akan dapat kartu kuning. Ini juga ada benarnya, karena tindakan berbahaya. Menurut aturan, tendangan bebas secara tidak langsung diberikan jika seorang pemain melakukan tindakan berbahaya saat memainkan bola, mengancam melukai orang (termasuk dirinya sendiri), termasuk membuat lawan di dekatnya takut untuk memainkan bola karena khawatir cedera. Seperti mengangkat kaki terlalu tinggi di dekat lawan, baik itu kena lawan ataupun tidak. Termasuk jika itu ga disengaja, jika dinilai berbahaya maka tetap pelanggaran. Kalau ga di dekat lawan tentu dibolehkan karena bukan tindakan berbahaya. Untuk hukumannya, jika tidak menyentuh lawan atau terkena bola lebih dulu maka biasanya wasit akan memberikan peringatan dan indirect free kick untuk lawan. Jika kena lawan, maka wasit boleh memberi kartu merah dan direct free kick untuk lawan.

Seperti saat Indonesia vs Saudi Arabia dulu, Justin Hubner mengangkat kaki terlalu tinggi dan hanya mendapat kartu kuning karena setelah cek VAR ternyata kakinya menyentuh bola terlebih dulu, ga ada kontak fisik secara langsung dengan lawan. Itu semua kembali lagi tergantung subjektivitas wasit. Hal ini ga berlaku pada tendangan salto dan tendangan menggunting karena itu dikecualikan dalam aturan selama ga menyentuh lawan. Jika kepala lawan berusaha merebut bola saat salto, apalagi kalau kakinya mengenai lawan, maka ini bisa jadi pelanggaran. Ini juga tergantung subjektivitas wasit.

DOGSO

A player, substitute or substituted player who commits any of the following offences is sent off for: denying the opposing team a goal or an obvious goal-scoring opportunity by committing a deliberate handball offence (except a goalkeeper within their penalty area); denying the opposing team a goal or an obvious goal-scoring opportunity by committing a non-deliberate handball offence outside their own penalty area; denying a goal or an obvious goal-scoring opportunity to an opponent whose overall movement is towards the offender’s goal by an offence punishable by a free kick

IFAB

Disinformasi yang sering bikin perdebatan di sosial media adalah saat ada pelanggaran yang bukan pelanggaran berbahaya, tapi dihadiahi kartu merah oleh wasit. Biasanya ini dibantah oleh fans yang merasa timnya dirugikan dan wasit jadi kambing hitamnya🤭. Ini istilahnya DOGSO (Denying Obvious Goal Scoring Opportunity). Pemain yang melakukan pelanggaran harus diberi kartu merah saat dengan jelas menggagalkan gol atau peluang besar jadi gol dengan cara:

  • menggunakan tangan dengan sengaja (kecuali kiper dalam area penalti);
  • menggunakan tangan secara tidak sengaja di luar area penalti;
  • melanggar lawan yang pergerakannya mendekati gawang dengan hukuman tendangan bebas;

Ini berlaku saat peluang gol tersebut dinilai sangat tinggi jika tidak dilanggar. Yang paling fenomenal adalah Handball yang dilakukan Suarez saat menghentikan bola di garis gawang di pertandingan Uruguay vs Ghana. Ga hanya itu, pelanggaran seperti mendorong, menarik, memegang, ataupun sejenisnya tanpa menyentuh bola jika dilakukan saat lawan 1-on-1 dengan kiper di dekat area penalti juga dianggap DOGSO sehingga juga dihukumi kartu merah. Jika wasit menilai pemain tersebut mencoba merebut bola, tapi apesnya menyentuh fisik lawan terlebih dahulu sebelum kemudian mengenai bola, maka wasit boleh memberikan kartu kuning. Jika tidak menyentuh bola sama sekali, maka ini kartu merah. Jika menyentuh bola terlebih dahulu, maka ini bukan pelanggaran.

Kartu merah juga layak diberikan jika DOGSO dilakukan pada pelanggaran seperti video berikut, di mana seorang kiper yang melakukan Goal Kick menyentuh bola kembali (double touch) karena temannya bengong dan ada lawan yang mencoba merebut bolašŸ˜…. Ini juga termasuk DOGSO sesuai pada poin 3 karena peluang golnya tentu sangat tinggi jika tidak dilanggar.

SPA

A player must be cautioned for unsporting behaviour including if a player commits any other offence which interferes with or stops a promising attack, except where the referee awards a penalty kick for an offence which was an attempt to play the ball or a challenge for the ball.

IFAB

Selain DOGSO, ada juga istilah SPA (Stops Promising Attack). Pemain harus diberikan kartu kuning pada tindakan tidak sportif jika melakukan pelanggaran untuk menghentikan serangan yang menjanjikan, kecuali saat wasit memberikan hukuman penalti di mana pelanggar dinilai mencoba merebut bola. Ini juga sering diperdebatkan, terutama bagi fans yang merasa timnya dirugikan. Jika DOGSO berlaku saat peluang gol yang sangat besar, maka SPA ini berlaku saat serangan balik, di mana peluang golnya tidak terlalu besar. Hukumannya pun lebih ringan, yaitu kartu kuning. Kecuali pelanggarannya dinilai cukup keras atau memenuhi kriteria DOGSO, maka hukumannya kartu merah. Contohnya pada video berikut, di mana kiper maju sampai ke depan saat terjadi serangan balik. Kemudian kiper menyentuh bola di tengah lapangan dengan sengaja di saat lini belakang sudah di-cover oleh pemain lain. Itu termasuk SPA, bukan DOGSO karena jauh dari gawang dan masih ada cover dari beberapa pemain lain di belakangnya sehingga wasit ngasih kartu kuning saja.

Cooling Breaks

If there is a WGBT of more than 32°C (89.6°F) cooling breaks are mandatory in both halves of a match, around the 30th minute and 75th minute; the decision on whether to suspend or cancel the match is at the discretion of competition organisers.

FIFA/FIFPRO

Dulu gw sempat kemakan opini dari akun yang bilang Cooling Breaks itu akal-akalan panitia aja untuk iklan karena biasanya saat Cooling Break ada iklan lewat di tv. Salah satunya terjadi saat kualifikasi Piala Asia U23 di Pekanbaru belasan tahun lalu. Ternyata itu emang udah sesuai aturan. FIFA menyebutkan bahwa jika suhu di atas 32°C atau 89.6°F maka diwajibkan ada Cooling Breaks di menit 30 dan 75. Bahkan panpel boleh menghentikan dan menjadwalkan ulang pertandingan jika diperlukan. Saat itu cuaca di Pekanbaru emang lagi panas banget saat masih rame tragedi kebakaran hutanšŸ”„. Ini juga jadi jawaban dari pertanyaan gw kenapa tim kayak Persija atau Persebaya sering main malam saat di kandang karena di siang hari cuacanya di sana emang bisa di atas 32°C🄵.

Just Cause: Klub Telat Bayar Gaji

In the case of a club unlawfully failing to pay a player at least two monthly salaries on their due dates, the player will be deemed to have a just cause to terminate his contract, provided that he has put the debtor club in default in writing and has granted a deadline of at least 15 days for the debtor club to fully comply with its financial obligation(s).

FIFA/ICSSPE

Ini baru-baru ini terjadi di Liga 1 saat pemain asing PSIS, Evandro Brandao & Roger Bonet, memutuskan kontraknya dengan PSIS. Beberapa misinformasi sebelumnya beredar bahwa pemain ga bisa memutus kontrak kecuali oleh klub karena yang seringnya terjadi seperti itu. Padahal pemain pun juga bisa memutus kontrak secara sepihak jika terjadi pelanggaran kontrak. Sesuai regulasi FIFA, seorang pemain yang ga digaji selama 2 bulan bisa mengirimkan surat peringatan kepada klub. Jika dalam 15 hari kemudian masih belum dibayar, maka pemain boleh memutuskan kontrak secara sepihak. Sebagai hukuman, klub tersebut akan diberi sanksi dilarang mendaftarkan pemain baru oleh FIFA hingga sisa kontrak dilunasi kepada pemain tersebut. Ini lah yang terjadi pada PSIS dan mantan pemain asingnya di musim 2024/2025. Pemutusan kontrak sepihak juga boleh dilakukan oleh klub jika pemain tersebut selama satu musim bermain kurang dari 10% dari total pertandingan atau punya masalah hukum seperti memakai doping. Ini yang terjadi pada kasus Pogba di mana kontraknya diputus sepihak oleh Juventus karena terbukti pakai doping.

Drop Ball: Rebutan Bola ā€œFair Playā€

A dropped ball is the restart when the referee stops play and the Law does not require. If the ball was inside the penalty area, the referee drops it for the defending team goalkeeper in their penalty area. If ther ball was outside the penalty area, the referee drops it for one player of the team that has or would have gained possession. The ball is dropped at its position when play was stopped. All other players (of both teams) must remain at least 4M (4.5 yds) from the ball until it is in play. The ball is in play when it touches the ground. If a dropped ball enters the goal without touching at least two players, play is restarted with a goal kick if it enters the opponents’ goal, or a corner kick if it enters the team’s goal.

IFAB

Misinformasi ini terjadi saat final Sea Games 2023 antara Indonesia vs Thailand, di mana gol Indonesia dianggap ga sah karena merebut bola yang harusnya diberikan ke Thailand saat Drop Ball. Faktanya, itu gol sah. Drop ball adalah memulai ulang permainan dengan cara wasit menjatuhkan bola kepada tim yang berhak menguasai bola ketika ada situasi di mana wasit menghentikan permainan tanpa ada pelanggaran. Situasi ini terjadi biasanya saat bola menyentuh wasit atau orang lain selain pemain di dalam lapangan, atau ada insiden yang mengharuskan wasit menghentikan pertandingan sementara seperti ada pemain cedera atau insiden darurat lainnya. Dulunya, tiap ada insiden di lapangan, salah satu pemain akan berinisiatif membuang bola dan pertandingan dilanjutkan dengan lemparan ke dalam oleh lawan, lalu bola tersebut diberikan pada tim yang membuang bola. Ini dulunya disebut tindakan Fair Play. Namun cara ini malah dianggap ga fair, apalagi jika terjadi saat sebuah tim sedang menyerang, momentum serangan jadi hilang dan harus memulai serangan lagi dari belakangšŸ˜‘. Makanya FIFA mengeluarkan aturan yang dianggap lebih fair, yaitu Drop Ball sehingga aturan lemparan Fair Play seperti yang sering kita saksikan dulu udah ga pernah terlihat lagi beberapa tahun belakangan.

Drop Ball terjadi saat wasit menghentikan permainan tanpa sebab pelanggaran. Jika sentuhan terakhir di dalam area penalti, maka bola diberikan kepada kiper. Jika di luar area penalti, maka bola diberikan di titik terakhir bola dimainkan kepada salah satu pemain dari tim terakhir yang menyentuh bola. Saat Drop Ball, semua pemain lain (dari kedua tim) harus menjauh dalam radius 4M dari titik. Setelah bola menyentuh tanah, maka permainan dilanjutkan. Jadi, jika wasit telah menjatuhkan bola, maka lawan boleh merebut bola tanpa harus menunggu bola disentuh dulu oleh pemain yang menerima drop ball, asalkan sebelumnya berjarak 4M. Ini berbeda dengan lemparan Fair Play, di mana bola harus diberikan ke lawan dan lawan dilarang merebut bola. Selain itu, pada Drop Ball bola tersebut harus menyentuh minimal 2 orang pemain sebelum bisa mencetak gol. Jadi, kalau misalkan bola tersebut langsung ditendang masuk ke gawang, maka outputnya sama kayak bola out, Goal Kick jika masuknya ke gawang lawan, dan Corner Kick jika masuk ke gawang sendiri. Ini juga yang membedakannya dengan lemparan Fair Play, di mana jika bola masuk gawang saat dioper ke lawan golnya tetap sah. Pada proses gol Indonesia vs Thailand, Drop Ball sudah disentuh oleh 2 pemain Indonesia sebelum gol dan memang ga ada kewajiban untuk memberikan bola Drop Ball ke lawan, sehingga gol tersebut 100% sah sesuai regulasi. Salah pemain Thailand yang ga merebut bola drop ball🤭.

Jumlah Maksimal Adu Penalti

If, after both teams have taken five kicks, the scores are level, kicks continue until one team has scored a goal more than the other from the same number of kicks.

IFAB

Hoax ini gw dengar di salah satu podcast yang bilang dengan sotoynya bahwa jika adu penalti masih tetap imbang setelah 11 pemain menendang maka akan dilanjutkan dengan undian. Ini sama sekali ga ada di aturan. Sesuai regulasi, setelah masing-masing tim menendang 5 kali dan skor masih imbang, maka akan dilanjutkan satu penendang lagi untuk tiap tim hingga seterusnya sampai salah satu tim jadi pemenang. Jadi ini ga ada jumlah maksimalnya. Di dunia nyata ini sudah beberapa kali terjadi, seperti Chelsea vs Liverpool di EFL Cup, Piala Afrika 2006 antara Pantai Gading vs Kamerun, bahkan rekor terbesar di NFA Cup Namibia antara KK Palace vs Civics FC yang berakhir 17-16 dengan total 48 kali tendangan😱.

Penutup

Itulah beberapa hoax, misinformasi, dan disinformasi yang sempat lewat di akun sosial media gw. Sebenarnya masih ada lagi, tapi gw kurasi lagi biar tulisannya ga terlalu panjang. Seenggaknya setelah publish tulisan ini gw bisa memberikan pencerahan terhadap ā€œkorbanā€ salah info sebelumnya😁.

Ā© 2025 Ā· Ferry Suhandri